Pendidikan Kita: Rohani, Intelektual dan Jasmani

Dalam kitab Amsal banyak tertulis tentang pendidikan, manfaat pendidikan, dari siapa didikan itu datang, bagaimana cara mendidik, dan bahkan akibat dari didikan itu sangat jelas teruai oleh penulis-penulis Amsal. Didikan yang kita peroleh dalam kitab Amsal selalu mengarah kepada pemerolah hikmat, pengetahuan dan pengertian yang benar akan Kebenaran Allah. Inilah tingkat pendidikan rohani dan jasmani tertinggi.

Pendidikan membuat orang berubah. Seseorang akan terbentuk karakternya lewat didikan dalam lingkungan dimana dia bertumbuh. Begitu juga dalam surat rasul Paulus kepada Timotius yang isinya mengenai ajaran-ajaran yang benar dan berhati-hati teradap ajaran-ajaran palsu, bagaimana Timotius harus meneruskan ajaran-ajaran yang dia telah terima dari rasul Paulus kepada jemaat dan mempercayakannya kepada orang-orang yang cakap untuk mengajar juga. Ini membuktikan bahwa pendidikan atau ajaran sangatlah penting dalam kehidupan manusia.

Beberapa waktu lalu, tepatnya tanggal 25 April 2007, saya berkesempatan mengikuti dua buah seminar pendidikan di salah satu universitas terkenal di daerah Tangerang. Yang saya syukuri adalah materi yang disajikan memberikan banyak informasi tentang pendidikan di Indonesia, pentingnya pendidikan sejak usia dini dan globalisasi pendidikan Indonesia dan apa hasilnya di masa yang akan datang. Dalam seminar ini saya banyak merenung khususnya apa sebenarnya yang ingin Tuhan nyatakan kepadaku saat mengikuti seminar-seminar ini.

Dalam satu diskusi, penyaji mengatakan bahwa, pendidikan bukan hanya secara intelektual saja yang penting, tetapi pembentukan karakter dan pertumbuhan rohani sangatlah penting. Menurut pengamatan saya, ketiga aspek ini – intelektual, karakter dan rohani – jarang sekali ditemukan dalam sistem pendidikan di sekolah-sekolah yang ada sekarang ini. Alasan saya mengatakan hal ini karena banyak sekolah yang saat ini hanya mementingkan kuantitas murid dan kualitas intelektual murid-muridnya. Semakin banyak murid dan kalau sekolah tersebut termasuk dalam tingkat internasional, orang-orang tua akan berpikiran anaknya akan pintar dan sukses kalau bersekolah di jenis sekolah seperti itu. Bukan itu saja, para pendidik juga pasti punya target tersendiri ketika mereka diterima untuk mengajar di sekolah terkenal. Orang-orang menjadi lupa akan esensi pendidikan yang benar ketika mereka melihat satu peluang yang menurut pengertian mereka adalah yang terbaik, tetapi sesungguhnya unsure-unsur terpenting dalam suatu sistem pendidikan itu tidak lengkap. Contohnya, ada sekolah yang hanya menekankan intelektual, yang secara tidak langsung dan tidak sadar bahwa sistem tersebut telah menghancurkan kehidupan anak-anak.

Seorang penyaji lainnya pun berkata bahwa anak-anak memiliki hak asasi mereka walaupun masih kecil. Mereka berhak memiliki apa yang seharusnya menjadi hak mereka. Nah, hal ini bisa menjadi satu pertanyaan bagi setiap orang tua bagaimana mereka mengatur pendidikan dan waktu anak-anak. Contohnya, dari pengalaman saya ketika masih mengajar anak-anak belajar di rumah, ada beberapa murid saya bertingkah aneh ketika mereka berada di ruang belajar bersama dengan saya. Sebut saja, Aci (nama samaran), seorang murid kelas 6 SD di salah satu sekolah internasional. Itu terjadi karena mereka merasa tertekan ketika mereka belajar. Motivasi mereka belajar bukan karena keinginan mereka sendiri untuk berkembang, tapi karena paksaan dari pihak lain, salah satunya orang tua mereka. Mereka tidak lagi bisa menikmati hari-hari sebagai seorang anak, tapi mereka ditekan dengan jadwal belajar yang sangat padat dan berat. Mereka dipaksa secara emosional dan fisik untuk menjadi seperti apa yang orang tua mereka inginkan dan harapkan, bukan yang mereka cita-citakan. Gangguan emosional ini sangat mempengaruhi metode belajar mereka dan menjadi faktor utama perubahan yang terjadi dalam kehidupan mereka juga.

Jadi, bagaimana dan apa yang harus kita lakukan untuk memajukan manusia Indonesia secara intelektual, emosioanl dan fisik? Semoga kisah ini dapat memberi satu pemikiran bagi semua yang berminta dalam memajukan pendidikan Indonesia.

Tuhan berkati!


Your comment made my day! Thank you so much for your kindness. Please note: I reserve the right to delete comments that are offensive or off-topic.

Share your thoughts

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.